Sabtu, 19 Oktober 2013

MANUSIA DAN AGAMA


MANUSIA DAN AGAMA

  Manusia dan Alam Semesta

Dari sudut pandang manusia, yang ada adalah Allah Sang Pencipta dan alam semesta yang diciptakan Allah. Sebelum Allah menciptakan Adam sebagai manusia pertama, alam semesta telah diciptakan-Nya dengan tatanan kerja yang teratur, rapi, dan serasi. Keteraturan, kerapian, dan keserasian ini dapat dilihat dari dua kenyataan: Pertama,berupa keteraturan, kerapian, dan keserasian dalam hubungan alamiah antara bagian-bagian di dalamnya dengan pola saling melengkapi dan mendukung; Kedua, keteraturan yang ditugaskan kepada malaikat untuk menjaga dan melaksanakannya. Kedua hal itulah yang membuat berbagai keteraturan, kerapian, dan keserasian yang kita yakini sebagai Sunnatullah yakni ketentuan dan hukum yang ditetapkan Allah. Seperti pada matahari sebagai pusat dari sistem tata surya, berputar pada sumbunya dan memancarkan energinya kepada alam semesta secara teratur dan tetap.
Ada tiga sifat utama Sunnatullah yang disinggung dalam Al-Qur’an, yaitu: pasti, tetap, dan obyektif.
Sifat yang pertama, yaitu pasti, tentu menjamin dan memberi kemudahan kepada manusia membuat rencana, sehingga dapat membuat perhitungan yang tepat menurut Sunnatullah:
"… Dia telah menciptakan sesuatu, dan Dia (pula yang) memastikan (menentukan) ukurannya dengan sangat rapi." (QS 25:2)
"… Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan (kepastian) bagi tiap sesuatu." (QS 65:3)
Sifat yang kedua adalah tetap, tidak berubah-ubah:
"… Tidak ada yang sanggup menggubah kalimat-kalimat Allah." (QS 6:115)
"… Dan engkau tidak akan menemui perubahan dalam Sunnah kami …" (QS 17:77)
Sifat yang ketiga adalah obyektif:
"…, bahwasanya dunia ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh." (QS 21:105)
Demikianlah alam semesta diciptakan Allah dengan hukum-hukum yang berlaku baginya yang (kemudian) diserahkan-Nya kepada manusia untuk dikelola dan dimanfaatkan, sebagai khalifah. Untuk dapat menjalankan kedudukannya itu manusia diberi bekal berupa potensi seperti akal yang melahirkan berbagai ilmu sebagai alat untuk mengelola dan memanfaatkan alam semesta serta mengurus bumi ini.
"Dia telah mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya …" (QS 2:31)
Dengan akal dan ilmu yang dikuasainya, manusia akan mampu mengelola dan memanfaatkan alam semesta serta bumi ini untuk kepentingan manusia serta makhluk lain. Atas pelaksanaan amanat tersebut manusia akan dimintai pertanggungjawabannya di akherat apakah telah mengikuti dan mematuhi pola dan garis besar yang diberikan melalui para nabi dan rasul yang termuat dalam ajaran agama.

Manusia Menurut Agama Islam

Al-Qur’an tidak menggolongkan manusia ke dalam kelompok hewan selama manusia mempergunakan akal dan karunia Tuhan lainnya. Namun bila manusia tidak mempergunakan akal dan berbagai potensi pemberian Tuhan yang sangat tinggi nilainya seperti: pemikiran, kalbu, jiwa, raga, serta pancaindera secara baik dan benar, ia akan menurunkan derajatnya sendiri menjadi hewan:
"… Mereka (manusia) punya hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah), punya mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), punya telinga tetapi tidak mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka (manusia) yang seperti itu sama (martabatnya) dengan hewan bahkan lebih rendah (lagi) dari binatang." (QS 7:179)
Di dalam Al-Qur’an manusia disebut antara lain dengan al-insan (QS 76:1), an-nas (QS 114:1), basyar (QS 18:110), bani adam (QS 17:70). Berdasarkan studi isi Al-Qur’an dan Al-Hadits, manusia (al-insan) adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki potensi untuk beriman kepada Allah dan dengan mempergunakan akalnya mampu memahami dan mengamalkan wahyu serta mengamati gejala-gejala alam, mempunyai rsa tanggung jawab atas segala perbuatannya dan berakhlak (N.A. Rasyid, 1983: 19). Berdasarkan rumusan tersebut, manusia mempunyai berbagai ciri sebagai berikut:
  1. Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang sangat baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
"Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS 95:4)
  1. Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin dikembangkan) beriman kepada Allah.
"… ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.’ " (QS 7:172)
  1. Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya.
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS 51:56)
  1. Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifahnya di bumi.
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesunggunya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ … " (QS 2:30)
  1. Manusia dilengkapi akal, perasaan, dan kemauan atau kehendak.
"Dan katakanlah: ‘kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.’ …" (QS 18:29}
  1. Manusia secara individual bertanggung jawab atas segala perbuatannya.
"… Setiap orang (manusia) terikat (bertanggung jawab) terhadap apa yang dilakukannya." (QS 52:21)
  1. Manusia itu berakhlak.
Manusia menurut agama Islam, terdiri dari dua unsur, yaitu unsur materi berupa tubuh yang berasal dari tanah dan unsur immateri berupa roh yang berasal dari alam gaib. Al-Qur’an mengungkapkan proses penciptaan manusia:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal dari) tanah [12]. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) [13]. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci-lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik [14]. Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah [7]. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani) [8]. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi Kamu pendengaran, penglihatan, dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur [9]." (QS 23:12-14, 32:7-9)
Sedangkan menurut hadits, Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya, setiap manusia dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari sebagai nuthfah (air mani), empat puluh hari sebagai ‘alaqah (segumpal darah), selama itu pula sebagai mudhghah (segumpal daging). Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalam tubuh manusia, yang berada dalam rahim itu" (HR Bukhari dan Muslim)
Ali Syari’ati – sejarawan dan ahli sosiologi Islam terkemuka – mengemukakan pendapatnya mengenai intrepretasi hakikat kejadian manusia. Manusia menpunyai dua dimensi: dimensi ketuhanan (kecendrungan manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah) dan dimensi kerendahan atau kehinaan (lumpur mencerminkan keburukan-kehinaan). Karena itulah manusia dapat mencapai derajat yang tinggi namun dapat pula terperosok dalam lembah yang hina, yang manusia dibebaskan untuk memilihnya.
Ali Syari’ati memberikan makna tentang filsafat manusia:
  1. Manusia tidaklah sama (konsep hukum), tetapi bersaudara (asal kejadian).
  2. Manusia mempunyai persamaan antara pria dan wanita (sumber yang sama yakni dari Tuhan).
  3. Manusia mempunyai derajat yang lebih tinggi dari malaikat karena pengetahuan yang dimilikinya.
  4. Manusia memiliki fenomena dualistis: terdiri dari tanah dan roh Tuhan, yang terdapat kebebasan pada dirinya untuk memilih.
Atas kebebasan memilih tersebut, manusia bergerak dalam spektrum yang mengarah ke jalan Tuhan atau sebaliknya mengarah ke jalan setan. Manusia dengan akalnya sebagai suatu hidayah Allah kepada-Nya , memilih apakah ia akan terbenam dalam lumpur kehinaan atau menuju ke kutub mulia ke arah Tuhan. Dalam menentukan pilihan manusia memerlukan petunjuk yang benar yang terdapat dalam agama Allah yaitu agama Islam, yang menyeimbangkan antara dunia dan akherat.
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam …" (QS 3:19)
Manusia sebagai makhluk Ilahi hidup dan kehidupannya berjalan melalui lima tahap: (1) alam gaib, (2) alam rahim, (3) alam dunia, (4) alam barzakh, dan (5) alam akherat. Dari kelima tahapan kehidupan manusia itu, tahap kehidupan di dunia merupakan tahap yang menentukan tahap kehidupan selanjutnya, sehingga manusia dikaruniai Allah dengan berbagai alat perlengkapan dan bekal agar dapat menjalankan tugas sebagai khalifah di bumi, serta pedoman agar selamat sejahtera di dunia dalam perjalanannya menuju tempatnya yang kekal di akherat nanti. Pedoman itu adalah agama.
Sesunguhnya manusia diciptakan Allah untuk beribadah kepada-Nya. Apa arti ibadah? Apakah secara ritual menyembah Allah, shalat lima waktu, puasa, zakat, dan berhaji saja? Bila memang itu maknanya, lalu bagaimana dengan usaha mempertahankan hidup? Apakah hanya dengan shalat maka hidangan akan disediakan Allah begitu saja? Tentu tidak, kita sebagai manusia harus berusaha memperoleh makan dan minum. Sebagai manusia kita harus bekerja untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup. Bila ibadah hanya diartikan sebatas pada ibadah ritual belaka dan tidak memasukkan bekerja sebagai suatu ibadah pula, maka merugilah manusia karena hanya sedikit dari waktunya untuk beribadah, bila dibandingkan ibadah dalam artian luas yang tidak terbatas pada ibadah ritual belaka. Tujuan ibadah:
"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa." (QS 2:21)
Prof.DR. M. Mutawwali As-Sya’rani mengutarakan bahwa: manusia diberi sarana oleh-Nya, diberi bumi yang tunggal dan beribadah pada-Nya, Alah telah memberi kewajiban-kewajiban, karenanya Allah meminta hak agar manusia beribadah kepada-Nya dengan tujuan agar manusia dapat terhindar dari soal-soal buruk yang merugikan di dunia.

Agama: Arti dan Ruang Lingkupnya

Sesuai dengan asal muasal katanya (sansekerta: agama,igama, dan ugama) maka makna agama dapat diutarakan sebagai berikut: agama artinya peraturan, tata cara, upacara hubungan manusia dengan raja; igama artinya peraturan, tata cara, upacara hubungan dengan dewa-dewa; ugama artinya peraturan, tata cara, hubungan antar manusia; yang merupakan perubahan arti pergi menjadi jalan yang juga terdapat dalam pengertian agama lainnya. Bagi orang Eropa, religion hanyalah mengatur hubungan tetap (vertikal) anatar manusia dengan Tuhan saja. Menurut ajaran Islam, istilah din yang tercantum dalam Al-Qur’an mengandung pengertian hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal) dan hubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat termasuk dirinya sendiri, dan alam lingkungan hidupnya (horisontal).
"… Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah kuridhai Islam itu jadi agama(din) bagimu …" (QS 5:3)
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia …" (QS 3:112)
Persamaan istilah agama tidak dapat dijadikan alasan untuk menyebutkan bahwa semua agama adalah sama, karena adanya perbedaan makna atas istilah agama tersebut, yang berbeda atas sistem, ruang lingkupnya, dan klasifikasinya.
Karena agama merupakan kepentingan mutlak setiap orang dan setiap orang terlibat dengan agama yang dipeluknya maka tidaklah mudah untuk membuat suatu defenisi yang mencakup semua agama, namun secara umum dapat didefenisikan sebagai berikut: agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan-Nya melalui upacara, penyembahan dan permohonan, dan membentuk sikap hidup manusia menurut atau berdasarkan ajaran agama itu.

Hubungan Manusia dengan Agama

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah sebagai pencipta alam semesta. Allah sendiri yang mencipta dan memerintahkan ciptaan-Nya untuk beribadah kepada-Nya, juga menurunkan panduan agar dapat beribadah dengan benar. Panduan tersebut diturunkan Allah melalui nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya, dari Adam AS hingga Muhammad SAW. Nabi-nabi dan rasul-rasul tersebut hanya menerima Allah sebagai Tuhan mereka dan Islam sebagai panduan kehidupan mereka. Beribadah diartikan secara luas meliputi seluruh hal dalam kehidupan yang ditujukan hanya kepada Allah. Kita meyakini bahwa hanya Islamlah panduan bagi manusia menuju kebahagiaan dunia dan akherat. Islam telah mengatur berbagai perihal dalam kehidupan manusia. Islam merupakan sistem hidup, bukan sekedar agama yang mengatur ibadah ritual belaka.
Sayangnya, pada saat ini, kebanyakan kaum muslim tidak memahami hal ini. Mereka memahami ajaran Islam sebagaimana para penganut agama lain memahami ajaran agama mereka masing-masing, yakni bahwa ajaran agama hanya berlaku di tempat-tempat ibadah dan dilaksanakan secara ritual, tanpa ada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut biasanya disebabkan karena dua hal: Pertama, terjadinya gerakan pembaruan di Eropa yang fikenal sebagai Renaissance dan Humanisme, sebagai reaksi masyarakat yang dikekang oleh kaum gereja pada masa abad pertengahan atau Dark Ages, kaum gereja mendirikan mahkamah inkuisisi yang digunakan untuk menghabisi para ilmuwan, cendikiawan, serta pembaharu. Setelah itu, pada masa Renaissance, masyarakat menilai bahwa Tuhan hanya berkuasa di gereja , sedangkan di luar itu masyarakat dan rajalah yang berkuasa. Paham dikotomis ini kemudian dibawa ke Asia melalui penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa; Kedua, masih adanya ulama-ulama yang jumud, kaku dalam menerapkan syariat-syariat Islam, tidak dapat atau tidak mau mengikuti perkembangan jaman. Padahal selama tidak melanggar Al-Qur’an dan Hadits, ajaran-ajaran Islam adalah luwes dan dapat selalu mengikuti perkembangan zaman. Akibat kejumudan tersebut, banyak kalangan masyrakat yang merasa takut atau kesulitan dalam menerapkan syariat-syariat Islam dan menilainya tidak aplikatif. Ini membuat masyarakat semakin jauh dari syariat Islam.
Paham dikotomis melalui sekularisme tersebut antara lain dipengaruhi terutama oleh pemikiran August Comte melalui bukunya Course de la Philosophie Positive (1842) mengemukakan bahwa sepanjang sejarah pemikiran manusia berkembang melalui tiga tahap: (1) tahap teologik, (2) tahap metafisik, dan (3) tahap positif; pemikiran tersebut melahirkan filsafat positivisme yang mempengaruhi ilmu pengetahuan sosial dan humaniora, melalui sekularisme. Namun teori tersebut tidaklah benar, sebab perkembangan pemikiran manusia tidaklah demikian, seperti pada zaman modern ini (tahap ketiga), manusia masih tetap percaya pada Tuhan dan metafisika, bahkan kembali kepada spiritualisme.
Sejarah umat manusia di barat menunjukkan bahwa dengan mengenyampingkan agama dan mengutamakan ilmu dan akal manusia semata-mata telah membawa krisis dan malapetaka. Atas pengalamannya tersebut, kini perhatian manusia kembali kepada agama, karena: (1) Ilmuwan yang selama ini meninggalkan agama, kembali pada agama sebagai pegangan hidup yang sesungguhnya, dan (2) harapan manusia pada otak manusia untuk memecahkan segala masalah di masa lalu tidak terwujud.
Kemajuan ilmu pengetahuan telah membawa manusia pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi, namun dampak negatifnya juga cukup besar berpengaruh pada kehidupan manusia secara keseluruhan. Sehingga untuk dapat mengendalikan hal tersebut diperlukan agama, untuk diarahkan untuk keselamatan dan kebahagiaan umat manusia.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa agama sangat diperlukan oleh manusia sebagai pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam. Agama Islam adalah agama yang selalu mendorong manusia untuk mempergunakan akalnya memahami ayat-ayat kauniyah (Sunnatullah) yang terbentang di alam semesta dan ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat dalam Al-Qur’an, menyeimbangkan antara dunia dan akherat. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia.

Islam Menurut Bahasa dan Istilah


Arti  ISLAM menurut BAHASA dan ISTILAH

BAHASA

           Dari segi bahasa, Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata salama.
Kata Islam merupakan bentuk mashdar dari kata aslama.
          Ditinjau dari segi bahasanya yang dikaitkan dengan asal katanya, Islam memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah:
1.       Berasal dari ‘salm’ (السَّلْم) yang berarti damai.
          Kata salm memiliki arti damai atau perdamaian. Dan ini merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada perdamaian.
2.       Berasal dari kata ‘aslama’ (أَسْلَمَ) yang berarti menyerah.
          Hal ini menunjukkan bahwa seorang yang memeluk Islam merupakan seseorang yang secara ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT.
Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa-apa yang Allah SWT perintahkan serta menjauhi segala laranganNya.
          Oleh karena itulah, sebagai seorang Muslim, hendaknya kita menyerahkan diri kita kepada aturan Islam dan juga kepada kehendak Allah SWT.
Karena Insya Allah dengan demikian akan menjadikan hati kita tentram, damai dan tenang (baca; mutma’inah).
3.       Berasal dari kata istaslama–mustaslimun (اسْتَسْلَمَ - مُسْتَسْلِمُوْنَ): penyerahan total kepada Allah.
          Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua).
Karena sebagai seorang Muslim, kita benar-benar diminta untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga serta harta atau apapun yang kita miliki, hanya kepada Allah SWT.
          Dimensi atau bentuk-bentuk penyerahan diri secara total kepada Allah SWT adalah seperti dalam setiap gerak gerik, pemikiran, tingkah laku, pekerjaan, kesenangan, kebahagiaan, kesusahan, kesedihan dan lain sebagainya hanya kepada Allah SWT.
Termasuk juga berbagai sisi kehidupan yang bersinggungan dengan orang lain, seperti sisi politik, ekonomi, pendidikan, sosial, kebudayaan dan lain sebagainya, semuanya dilakukan hanya karena Allah SWT dan menggunakan manhaj Allah SWT melalui RasulNYA.
4.       Berasal dari kata ‘saliim’ (سَلِيْمٌ) yang berarti bersih dan suci.
          Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan bersih, yang mampu menjadikan para pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat mengantarkannya pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat.
          Karena pada hakekatnya, ketika Allah SWT mensyariatkan  ajaran Islam, adalah karena tujuan utamanya untuk mensucikan dan membersihkan jiwa manusia.
5.       Berasal dari ‘salam’ (سَلاَمٌ) yang berarti selamat dan sejahtera.
          Maknanya adalah bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada keselamatan dan kesejahteraan.
          Karena Islam memberikan kesejahteraan dan juga keselamatan pada setiap insan yang dengan segenap hati mengikuti syar’iatNYA.

ISTILAH

          Adapun dari segi istilah adalah…
          Islam adalah ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Rasulullah Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.
          Definisi di atas, memuat beberapa poin penting, diantaranya adalah:
1.       Islam sebagai wahyu ilahi (الوَحْيُ اْلإِلَهِي)
2.       Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasulullah SAW) (دِيْنُ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ)
3.       Sebagai pedoman hidup (مِنْهَاجُ الْحَيَاةِ)
4.       Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW (أَحْكَامُ اللهِ فِيْ كِتَابِهِ وَسُنَّةُ رَسُوْلِهِ)
5.       Membimbing manusia ke jalan yang lurus. (الصِّرَاطُ الْمُسْتَقِيْمُ)
6.       Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.(سَلاَمَةُ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ)

Sedangkan arti Muslim, adalah…
          Muslim, adalah sebuah kata dari bahasa Arab yang berarti orang Islam atau orang yang patuh dan tunduk menurut perintah Allah SWT.
          Kata Muslim berasal dari kata salima yaslamu yang berarti selamat, sentosa  atau aslama yang berarti tunduk patuh atau beragama Islam. Sehingga orang Muslim berarti orang yang patuh, taat dan berserah diri kepada sang penciptaNYA.
          Dari akar kata yang sama, lahir pula kata salam atau salama yang artinya memberi salam atau menyelamatkan. Orang yang mengucapkan salam berarti mendoakan orang lain agar selamat.

Kamis, 17 Oktober 2013

DEFENISI PEMASARAN DAN PROSES PEMASARAN


DEFENISI PEMASARAN DAN
PROSES PEMASARAN

-      Defenisi Pemasaran
Pemasaran : proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi p[elanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuahn untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagi imbalannya
Proses Pemasaran :
1.      Memahami pelanggan, menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan
2.      Menangkap nilai dari pelanggan dalam bentuk penjualan laba, dan ekuitas pelanggan dalam jangka panjang.

-     Memahami Pasar dan Kebutuhan Pelanggan
          5 (lima) konsep inti pelanggan dan pasar :
1.      Kebutuhan, keinginan dan permintaan
2.      Penawaran pemasaran (produk, jasa dan pengalaman)
3.      Nilai dan kepuasan
4.      Pertukaran dan hubungan
5.      Pasar
-      Kebutuhan (needs) manusia adalah keadaan dari perasaan kekurangan. Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan fisik  (makanan, pakaian, kehangatan dan keamanan), Kebutuhan sosial akan kebersamaan dan perhatian, dan kebutuhan pribadi akan pengetahuan dan ekspresi diri.

-      Keinginan (wants) merupakan kebutuhan manusia yang terbentuk oleh budaya dan kepribadian seseorang, contoh : orang Amerika membutuhkan makanan tetapi menginginkan Big Mac, kentang goreng dan minuman ringan, sementara orang Indonesia membutuhkan makanan tetapi menginginkan nasi, sayuran, ikan dan terasi.

-      Permintaan (demand) merupakan keinginan manusia yang disukung oleh daya beli. Mengingat keinginan dan sumberdayanya, manusia menuntut manfaat produk yang memberi tambahan pada nilai dan kepuasan yang paling tinggi.
-      Penawaran pasar yaitu beberapa kombinasi produk, jasa, informasi atau pengalaman yang ditawarkan ke pasar untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan.
Penawaran pasar juga meliputi penawaran jasa, aktivitas atau keuntungan  untuk dijual yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan. Contoh : penerbangan, hotel, jasa perbaikan rumah, perbankan.
Pemasar yang cerdik memandang jauh diluar atribut produk dan jasa yang mereka jual. Dengan mengembangkan beberapa jasa dan produk, mereka menciptakan pengalaman merek (brand experience) bagi konsumen. Contoh : Walt Disney Warld, Harley Davidson, dalam hal ini konsumen menantikan pengalaman pemakaian dan pengalaman pelayanan yang memuaskan.
J Pertukaran : tindakan untuk mendapatkan objek yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalannya. Pemasaran terjadi ketika manusia memutuskan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya melalui hubungan pertukaran.

- Pasar : kumpulan semua pembeli aktual dan potensial dari suatu produk dan jasa. Konsep pertukaran dan hubungan menghasilkan konsep pasar.

- Orientasi Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran ingin merancang strategi yang akan membangun hubungan yang menguntungkan dengan konsumen sasaran. Ada lima konsep alternatif yang mendasari langkah-langkah organisasi dalam merancang dan melaksanakan strategi pemasaran mereka.

- Konsep produksi, menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan harganya terjangkau. Karena itu manajemen harus berfokus pada peningkatan efisiensi produksi dan distribusi.
          Konsep produksi masih merupakan filosofi yang bermanfaat dalam beberapa situasi. Contoh, komputer lenovo mendominasi pasar PC di Cina yang sangat kompetitif dan sensistif dengan harga melalui upah buruh yang rendah, efisiensi produksi yang tinggi dan distribusi masal.
       Walaupun berguna dalam beberapa situasi, konsep produksi bisa menyebabkan rabun jauh pemasaran. Perusahaan yang menerapkan orientasi ini menjalani resiko besar karena  erlalu memfokuskan pada operasi mereka sendiri dan kehilangan pandangan pada tujuan sebenarnya (memuaskan kebutuhan dan membangun hubungan pelanggan)

- Konsep produk, menyatakn bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja dan fitur inovatif yang terbaik. Berdasarkan konsep ini, strategi pemasaran berfokus pada perbaikan produk yang berkelanjutan.
Kualitas dan peningkatan produk adalah bagian yang penting dalam strategi pemasaran.  Tetapi, memfokuskan diri hanya pada produk dapat menyebabkan perusahaan mengalami rabun jauh pemasaran.
Contoh : produsen pembuat jebakan tikus percaya bahwa jika mereka membuat jebakan tikus yang baik konsumen akan menyukainya. Para konsumen mungkin mencari solusi yang lebih baik terhadap masalah tikus tetapi tidak mencari jebakan tikus yang lebih baik, solusi yang lebih baik bisa berupa semprotan zat kimia, jasa pemusnahan atau sesuatu yang lebih baik dari jebakan tikus.

- Konsep Penjualan, menyatakan bahwa konsumen tidak akan membeli produk perusahaan kecuali jika produk itu dijual dalam skala penjualan dan usaha promosi yang lebih besar. Konsep ini biasanya dipraktekkan pada barang yang tidak dicari (barang-barang yang tidak terpikirkan oleh konsumen dalam keadaan normal seperti asuransi atau donor darah. Industri-industri ini harus melacak prospek dan menjual produk berdasarkan manfaat produk.
Konsep ini menitikberatkan penciptaan transaksi penjualan dan bukan pembangunan hubungan pelanggan jangka panjang yang menguntungkan. Tujuannya sering berkisar pada cara menjual produk yang dihasilkan perusahaan dan bukan membuat produk yang diinginkan pasar.

- Konsep Pemasaran, menyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik daripada pesaing.
Berdasarkan konsep ini, fokus dan nilai pelanggan adalah jalan menuju penjualan dan keuntungan. Konsep ini memandang pemasaran bukan sebagai pemasaran bukan “kegiatan berburu”, tetapi sebagai “kegiatan berkebun”, dimana pekerjaan yang  harus dilakukan bukanlah menemukan pelanggan yang tepat bagi produk anda, tetapi menemukan produk yang tepat bagi produk anda.
- Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial, prinsip pemasaran yang menyatakan bahw aperusahaan harus mengambil keputusan pemasaran yang baik dengan memperhatikan keinginan konsumen, persyaratan perusahaan, kepentingan jangka panjang konsumen, dan kepentingan jangka panjang masyarakat.
Perusahaan harus menyeimbangkan tiga pertimbangan dalam menetapkan strategi pemasaran mereka : keuntungan perusahaan, keinginan konsumen dan keinginan masyarakat. Johnson & Johnson melakukan hal ini dengan baik, kepeduliannya pada minat masyarakat disimpulkan dalam dokumen “Our Credo” yang menekankan kejujuran, integritas, dan mengutamakan manusia diatas keuntungn. Melalui kredo ini, Jhonson and Johnson menyatakan sikap mereka yang lebih suka mengalami kerugian besar  daripada mengirimkan setumpuk produk yang buruk.

- Membangun Hubungan Pelanggan
  Manajemen Hubungan pelanggan
·         Manajemen hubungan pelanggan atau CRM (customer relationship management) adalah keseluruhan proses membangun dan memelihara hubungan pelanggan yang menguntungkan dengan memberikan nilai dan kepuasan pelanggan yang tinggi.
·         Kunci untuk membangun hubungan pelanggan yang langgeng adalah menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan yang unggul. Pelanggan yang puas akan menjadi pelanggan yang setia dan memberikan pangsa bisnis yang lebih besar kepada perusahaan.
·         Nilai anggapan pelanggan (custumer perceived value) yaitu evaluasi pelanggan tentang perbedaan antara semua keuntungan dan biaya tawaran pasar dibandingkan dengan penawaran pesaing.
·         Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) yaitu tingkatan dimana kinerja anggapan produk sesuai dengan ekspektasi pembeli.

- Menagkap Nilai dari Pelanggan

Menciptakan Kesetiaan dan Retensi Pelanggan
·         Manajemen hubungan pelanggan yang baik menciptakan kepuasan pelanggan. Hasilnya, pelanggan yang puas tetap setia dan menciptakan hal-hal yang baik tentang perusahaan dan produknya kepada orang lain.
·         Kehilangan seorang pelanggan berarti kehilangan lebih dari satu penjualan. Ini berati kehilangan seluruh aliran pembelian yang akan dilakukan seseorang sepanjang umur hidupnya menjadi pelanggan.
·         Nilai seumur hidup pelanggan (customer lifetime value) yaitu : nilai seluruh aliran pembelian yang akan dihasilkan pembeli sepanjang umurnya menjadi pelanggan.

Menumbuhkan Pangsa Pelanggan
·         Pangsa pelanggan (share of customer), yaitu pangsa yang mereka dapatkan dari pembelian pelanggan terhadap kategori produknya.
·         Untuk meningkatkan pangsa pelanggan, perusahaan dapat menawarkan ragam yang lebih banyak pada pelanggan lama. Atau dengan melatih karyawan untuk melakukan lintas penjualan (cross-sell) dan penjualan produk lanjuatan (up-sell) untuk memasarkan lebih banyak produk dan jasa produk dan jasa kepada pelanggan lama.

Membangun Ekuitas Pelanggan
·         Satu-satunya nilai yang dapat diciptakan perusahaan adalah nilai yang datang dari pelanggan (pelanggan yang dimiliki sekarang dan pelanggan yang akan didapatkan dimasa akan datang).  Tanpa pelanggan, perusahaan tidak mempunyai bisnis.
·         Manajemen hubungan pelanggan memerlukan pandangan jangka panjang. Perusahaan tidak hanya ingin menciptakan pelanggan yang menguntungkan, tetapi juga “memiliki” mereka seumur hidup mereka, menangkap nilai seumur hidup pelanggan, dan memperoleh pangsa pembelian yang lebih besar.
·         Tujuan akhir manajemen hubungan pelanggan adalah menghasilkan ekuitas pelanggan yang tinggi. Ekuitas pelanggan yaitu : gabungan seluruh nilai seumur hidup pelanggan dari semua pelanggan perusahaan.
·         Ekuitas pelanggan bisa menjadi ukuran kinerja perusahaan yang lebih baik daripada penjualan terbaru atau pangsa pasar. Jika penjualan dan pangsa pasar mencerminkan masa lalu, ekuitas pelanggan memperkirakan masa depan.

Ruang Lingkup Pemasaran Baru

Era Digital Baru
·         Perkembangan pesat tehnologi baru telah menciptakan era digital baru. Pertumbuhan pesat dalam tehnologi komputer, telekomunikasi, informasi, transportasi dan tehnologi lain telah berdampak besar pada cara perusahaan menghantarkan nilai bagi pelanggan mereka.
·         Perkembangan pesat tehnologi telah menciptakan cara baru yang menarik untuk mempelajari dan melacak pelanggan serta menciptakan produk baru dan jasa yang dibutuhkan bagi pelanggan perorangan.
·         Tehnologi juga telah membawa gelombang komunikasi dan alat periklanan baru mulai dari telepon selular, Ipod, DVR, situs Web,  dan TV interaktif.
·         Internet saat ini benar-benar menjadi menomena global. Jumlah pengguna internet di seluruh dunia diperkirakan mencapai 1,8 miliar pada tahun 2010. Populasi internet yang terus tumbuh dan beragam ini berarti bahwa semua orang sekarang menggunakan Web untuk mencari informasi dan membeli produk serta jasa.

Globalisasi Secara Cepat
·         Saat ini hampir semua perusahaan, baik yang besar maupun yang kecil bersentuhasn dengan persaingan global. Toko bunga disebelah rumah membeli bunganya dari pembibitan bunga di Jepang, sementara produsen elektronik besar di AS bersaing di pasar dalam negri dengan pesaing raksasa dari Jepang.
·         Cocacola menawarkan 400 merek berbeda yang menarik hati di lebih dari 200 negara, bahkan MTV telah bergabung dengan krlompok elit merek dunia menghantarkan versi lokal mereka yang mengguncang remaja di 419 juta rumah di 164 negara seluruh dunia.
·         Saat ini, perusahaan tidak hanya mencoba menjual produk di luar barang-barang produksi lokal di pasar internasional, mereka juga membeli lebih banyak pasokan dan komponen dari luar negeri.
·         Contoh : Isaac Mizrahi (desainer terkemika AS), bisa memilih kain tenun dari wol Australia dengan disain yang dicetak di Italia. Ia akan merancang sebuah gaun dan mengirimikan gambar gaun itu lewat email kepada agen di Hongkong yang akan menempatkan pesanan itu ke pabrik di Cina. Gaun yang telah selesai akan diterbangkan ke New York dan didistribusikan pada toko-toko khusus di seluruh AS.

Kebutuhan akan Tanggung Jawab Etika dan Sosial yang Lebih Besar
·         Ketika pergerakan konsumerisme dan kesadaran akan lingkungan hidup di seluruh dunia makin matang, saat ini pemasar diharapkan mengambil tanggung jawab yang lebih besar atas dampak sosial dan lingkungan dari tindakan mereka.
·         Tanggung jawab sosial dan gerakan lingkungan hidup akan menempatkan tuntutan yang lebih ketat bagi perusahaan di kemudian hari. Perusahaan memandang kedepan percaya bahwa mereka bertanggung jawab secara sosial peluang untuk bertindak benar dengan melakukan hal yang baik. Mereka mencari cara untuk mendapatkan keuntungan dengan melayani kepentingan jangka panjang terbaik dari pelanggan dan komunitas mereka.

Pertumbuhan Pemasaran Nirlaba
·         Di masa lalu, pemasaran paling banyak diterapkan pada sektor bisnis yang menghasilkan laba. Namun, dalam tahun-tahun terakhir ini pemasaran juga telah menjadi bagian utama dari strategi banyak organisasi nirlaba seperti perguruan tinggi, rumah sakit, museum, kebun binatang, dan bahkan organisasi keagamaan.
·         Banyak organisasi nirlaba menghadapi persaingan ketat untuk mendapatkan dukungan dan keanggotaan.  Pemasaran yang kokoh dapat membantu mereka menarik anggota dan dukungan.
·         Misalnya perguruan tinggi swasta yang menghadapi penurunan  pendaftaran siswa baru dan biaya yang meningkat menggunakan pemasaran untuk bersaing mendapatkan siswa dan dana.
·         Badan pemerintah juga menunjukkan minat yang meningkat terhadap pemasaran. Contoh : Departemen Keuangan melalui Dinas Pajak melakukan iklan wajib pajak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pembayaran pajak.