Sabtu, 05 Oktober 2013

Strategi Material Handling


Strategi Material Handling


A.      Pendahuluan
                    Selama beberapa tahun belakangan ini, perencanaan fasilitas menjadi topik yang hangat dan menjadi salah satu bahasan di media penerbitan, seminar-seminar maupun dalam penelitian-penelitian. Subjek perencanaan fasilitas sangat kompleks dan luas dan banyak digunakan oleh orang yang bergerak/berprofesi insinyur baik dari teknik sipil, elektro, industri maupun mesin. Begitu juga arsitek, konsultan, kontraktor, pengembang perumahan, manajer, perencana perkotaan, menjadikan perencanaan fasilitas sebagai salah satu faktor utama dalam aktivitas pekerjaannya.
                    Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, perencanaan, desain dan susunan fasilitas, peralatan phisik dan manusia yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan sistem pelayanan. Aplikasi perencanaan fasilitas dapat ditemukan pada perencanaan layout sekolah, rumah sakit, bagian perakitan suatu pabrik, gudang, ruang bagasi di pelabuhan udara, kantor-kantor, toko-toko dan sebagainya.
                   Perencanaan fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan didirikan atau dibangun. Di dunia industri, perencanaan fasilitas dimaksudkan sebagai rencana dalam penanganan material (material handling) dan untuk menentukan peralatan dalam proses produksi, juga digunakan dalam perencanaan fasilitas secara keseluruhan. Ada dua hal pokok dalam perencanaan fasilitas yaitu, berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik (plant location) dan perancangan fasilitas produksi yang meliputi perancangan struktur pabrik, perancangan tata letak fasilitas dan perancangan sistem penanganan material.
                    Di dalam pabrik, tentu tidak terlepas dari pergerakan bahan baku. Aktivitas di dalam pabrik dimulai dari penerimaan raw material dari supplier, disimpan, dilakukan proses produksi tahap pertama (work in process), disimpan sementara, dilakukan proses produksi tahap ke dua, menjadi barang jadi. Kemudian dilakukan pengetesan, pengepakan dan diberi label. Selanjutnya barang disimpan di gudang untuk kemudian siap dilempar ke pasar. Melihat kegiatan-kegiatan yang terjadi di suatu pabrik, maka sangat diperlukan untuk menentukan strategi material handling yang tepat.

                   
1.       Pengertian Material Handling
                   Menurut Assauri (2008), dalam produksi terdapat bermacam-macam proses yang harus dilalui oleh produk tersebut untuk sampai selesai dan siap dikirim ke pasar. Pergerakan/perpindahan bahan itu disebut “ material movement ”. Akan tetapi bahan-bahan merupakan benda mati yang tidak dapat bergerak dengan sendirinya. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan pemindahan bahan yang disebut “material handling”. Jadi material handling merupakan kegiatan mengangkat, mengangkut, dan meletakkan bahan-bahan/barang-barang dalam proses di dalam pabrik sampai pada saat barang jadi/produk akan dikeluarkan dalam pabrik.
                   Material handling (penanganan material) dapat diartikan sebagai menangani material dengan menggunakan peralatan dan metode yang benar. Perencanaan sistem material handling merupakan suatu komponen penting dalam perencanaan fasilitas terutama dalam kaitannya dengan desain tata letak. Oleh karena itu, perencanaan tata letak dan perencanaan penanganan material selalu saling terkait satu dengan yang lainnya. ( Eddy Herjanto ; Manajemen Operasi Edisi 3 ; Grasindo ; 2008 ; Hal 143 )
                   Pengertian Material Handling menurut John A Stubin, dalam Business Management yaitu,
Material handling adalah suatu bagian yang integral dari proses produksi yang meliputi penyimpanan, pemuatan, penuranan, dan juga bagian transportasi mengangkut material ke pengepakan sampai barang jadi yang siap dipasarkan.
                   Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa material handling adalah kegiatan mengangkat,  mengangkut,  meletakkan bahan-bahan dalam proses di dalam pabrik, kegiatan ini dimulai sejak bahan-bahan masuk, atau diterima di pabrik, sampai pada saat barang jadi dikeluarkan dari pabrik.

2.       Tugas - Tugas Bagian Material Handling
                   Tugas-tugas dari bagian material handling antara lain :
          1.       Mengadakan penyelidikan dan analisis untuk dapat menentukan bagaimana kegiatan material handling dilakukan sehingga dapat lebih efisien.
          2.       Merencanakan, mengadakan pengujian/pengetesan dari perkembangan alat-alat material handling yang baru
          3.       Memberikan rekomendasi mengenai perbaikan yang perlu dilakukan dalam cara-cara pemindahan bahan (material handling) dan dalam pemasangan perlengkapan dan peralatan handling yang baru.
          4.       Mengikuti pelaksanaan dan membuat laporan mengenai pemasangan perlengkapan atau perlatan handling yang baru tersebut.

3.       Tujuan Material Handling
                   Tujuan dari dilaksanakannya material handling adalah sebagai berikut ini :
          1.       Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja. ("Make Ready").
          2.       Melakukan kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan barang. ("Do").
          3.       Memindahkan barang-barang, bahan-bahan dari tempat kerja. ("Put Away ").
                   Pada dasamya tujuan diadakannya material handling adalah untuk menghilangkan pemborosan atau inefisiensi. Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa tujuan material handling adalah untuk mengangkat, mernindahkan serta menempatkan material pada saat dibutuhkan, dan untuk melancarkan proses produksi agar barang-barang dapat diseiesaikan tepat pada waktunya, serta unutuk menekan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.

4.       Biaya Yang Keluar dari Kegiatan Material Handling
                   Biaya yang keluar dari pelaksanaan kegiatan material handling terdiri atas, upah untuk orang yang memindahkan bahan (material handller), biaya investasi dari berbagai alat pemindahan bahan yang digunakan dan biaya-biaya yang tidak dapat dipisahkan dan termasuk dalam biaya produksi untuk mengerjakan produk hasilnya. Dari biaya material handling ada sebagian yang termasuk biaya langsung (direct cost) dan sebagian biaya tidak langsung (indirect cost).

5.       Prinsip Dasar Material Handling
                   Beberapa prinsip dasar yang perlu mendapat perhatian di dalam perencanaan penanganan material (material handling) adalah sebagai berikut :
          1.       Sistem penanganan material yang disusun harus dapat memenuhi tujuan dan persyaratan dasar, serta mempertimbangkan keinginan masa datang.
          2.       Sistem kegiatan penanganan dan penyimpanan hendaknya merupakan suatu sistem operaasi yang terintegrasi termasuk dalam penerimaan, inspeksi, penyimpanan, produksi, perakitan, pengemasan, pergudangan, pengangkutan dan transportasi.
          3.       Peralatan penanganan material dan prosedurnya agar didisain sedemikian rupa dengan mempertimbangkan factor kemampuan manusia dan keterbatasannya, sehingga dapat terjadi interaksi yang efektif dengan manusia yang menggunakan sistem.
          4.       Metode dan peralatan penanganan material yang dipilih harus memberikan biaya per unit angkut yang rendah.
          5.       Faktor pemakaian energy dari sitem penanganan material dan prosedurnya harus diikutsertakan dalam melakukan justifikasi ekonomi.
          6.       Penggunaan ruangan harus dimanfaatkan seefektif mungkin.
          7.       Sedapat mungkin memanfaatkan gaya berat untuk memindahkan material, dengan tetap memperhatikan keterbatasan yang menyangkut factor keselamatan tenaga kerja, kerusakan maupun kehilangan produk.
          8.       Untuk dapat meningkatkan informasi pengendalian material, sedapat mungkin menggunakan komputerisasi dalam sistem penanganan material dan penyimpanan.
          9.       Dalam penanganan dan penyimpanan, arus data agar dapat diintegrasikan dengan arus fisik material.
          10.     Urutan operasi dan tata-letak peralatan harus efektif dan efisien.
          11.     Metode dan peralatan penanganan material agar distandarisasikan sehingga terdapat kesamaan dalam pelaksanaan dan acuan yang digunakan.
          12.     Peralatan penanganan material jika mungkin dimekanisasikan untuk meningkatkan efisiensi.
          13.     Metode dan peralatan penanganan material yang digunakan harus memiliki dampak minimal terhadap lingkungan.
          14.     Metode penanganan harus sesederhana mungkin, dengan mengeliminasi, mengurangi, atau mengkombinasikan gerakan dan atau peralatan yang tidak perlu.
          15.     Metode dan peralatan yang dipilih sedapat mungkin bias digunakan untuk berbagai tugas dalam berbagai kondisi operasi.
          16.     Metode dan peralatan penanganan material harus sesuai dengan peraturan keselamatan yang berlaku.
          17.     Sistem penanganan material harus mencakup rencana pemeliharaan dan jadwal perbaikan untuk semua peralatan serta kebijaksanaan jangka panjang untuk penggantian peralatan dan metode yang usang.







2 komentar:

Masukkan Komentar Anda di Sini. Berikanlah komentar yang sewajarnya.... Terimakasih ^_^