Strategi Material Handling
A. Pendahuluan
Selama
beberapa tahun belakangan ini, perencanaan fasilitas menjadi topik yang hangat
dan menjadi salah satu bahasan di media penerbitan, seminar-seminar maupun
dalam penelitian-penelitian. Subjek perencanaan fasilitas sangat kompleks dan
luas dan banyak digunakan oleh orang yang bergerak/berprofesi insinyur baik
dari teknik sipil, elektro, industri maupun mesin. Begitu juga arsitek,
konsultan, kontraktor, pengembang perumahan, manajer, perencana perkotaan, menjadikan
perencanaan fasilitas sebagai salah satu faktor utama dalam aktivitas
pekerjaannya.
Pengertian perencanaan fasilitas dapat
dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, perencanaan, desain dan
susunan fasilitas, peralatan phisik dan manusia yang ditujukan untuk
meningkatkan efisiensi produksi dan sistem pelayanan. Aplikasi perencanaan
fasilitas dapat ditemukan pada perencanaan layout sekolah, rumah sakit,
bagian perakitan suatu pabrik, gudang, ruang bagasi di pelabuhan udara,
kantor-kantor, toko-toko dan sebagainya.
Perencanaan
fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan
didirikan atau dibangun. Di dunia industri, perencanaan fasilitas dimaksudkan
sebagai rencana dalam penanganan material (material handling) dan
untuk menentukan peralatan dalam proses produksi, juga digunakan dalam
perencanaan fasilitas secara keseluruhan. Ada dua hal pokok dalam perencanaan
fasilitas yaitu, berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik (plant location)
dan perancangan fasilitas produksi yang meliputi perancangan struktur pabrik,
perancangan tata letak fasilitas dan perancangan sistem penanganan material.
Di dalam pabrik, tentu tidak terlepas dari pergerakan bahan
baku. Aktivitas di dalam pabrik dimulai dari
penerimaan raw material dari supplier, disimpan, dilakukan proses produksi tahap pertama (work in
process), disimpan sementara, dilakukan proses produksi tahap ke dua,
menjadi barang jadi. Kemudian dilakukan pengetesan, pengepakan dan diberi label. Selanjutnya barang disimpan di
gudang untuk kemudian siap dilempar ke pasar. Melihat kegiatan-kegiatan yang
terjadi di suatu pabrik, maka sangat diperlukan untuk menentukan strategi
material handling yang tepat.
1. Pengertian Material Handling
Menurut
Assauri (2008), dalam produksi terdapat bermacam-macam proses yang harus
dilalui oleh produk tersebut untuk sampai selesai dan siap dikirim ke pasar.
Pergerakan/perpindahan bahan itu disebut “ material movement ”. Akan
tetapi bahan-bahan merupakan benda mati yang tidak dapat bergerak dengan
sendirinya. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan pemindahan bahan yang disebut “material
handling”. Jadi material handling merupakan kegiatan mengangkat,
mengangkut, dan meletakkan bahan-bahan/barang-barang dalam proses di dalam
pabrik sampai pada saat barang jadi/produk akan dikeluarkan dalam pabrik.
Material
handling (penanganan material) dapat diartikan sebagai menangani material
dengan menggunakan peralatan dan metode yang benar. Perencanaan sistem material
handling merupakan suatu komponen penting dalam perencanaan fasilitas terutama
dalam kaitannya dengan desain tata letak. Oleh karena itu, perencanaan tata
letak dan perencanaan penanganan material selalu saling terkait satu dengan
yang lainnya. ( Eddy Herjanto ; Manajemen Operasi Edisi 3 ; Grasindo ; 2008 ;
Hal 143 )
Pengertian Material Handling menurut John A
Stubin, dalam Business Management
yaitu,
Material handling adalah suatu bagian yang integral dari proses
produksi yang meliputi
penyimpanan, pemuatan, penuranan, dan juga bagian transportasi mengangkut material ke pengepakan sampai
barang jadi yang siap dipasarkan.
Dari
beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa material handling
adalah
kegiatan mengangkat, mengangkut, meletakkan bahan-bahan dalam proses
di dalam pabrik, kegiatan ini dimulai sejak bahan-bahan masuk, atau diterima di
pabrik,
sampai pada saat barang jadi dikeluarkan dari pabrik.
2. Tugas - Tugas Bagian Material Handling
Tugas-tugas dari bagian material
handling antara lain :
1. Mengadakan
penyelidikan dan analisis untuk dapat menentukan bagaimana kegiatan material
handling dilakukan sehingga dapat lebih efisien.
2. Merencanakan,
mengadakan pengujian/pengetesan dari perkembangan alat-alat material handling
yang baru
3. Memberikan
rekomendasi mengenai perbaikan yang perlu dilakukan dalam cara-cara pemindahan
bahan (material handling) dan dalam pemasangan perlengkapan dan peralatan
handling yang baru.
4. Mengikuti
pelaksanaan dan membuat laporan mengenai pemasangan perlengkapan atau perlatan
handling yang baru tersebut.
3. Tujuan Material Handling
Tujuan
dari dilaksanakannya material handling adalah sebagai berikut ini :
1. Menyediakan atau
menempatkan bahan-bahan di tempat kerja. ("Make Ready").
2. Melakukan kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan
barang. ("Do").
3. Memindahkan barang-barang, bahan-bahan
dari tempat kerja. ("Put Away
").
Pada
dasamya tujuan diadakannya material handling adalah untuk menghilangkan
pemborosan atau inefisiensi. Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa tujuan material
handling
adalah
untuk mengangkat, mernindahkan serta menempatkan material pada saat dibutuhkan,
dan untuk melancarkan proses produksi agar barang-barang dapat diseiesaikan
tepat pada waktunya, serta unutuk menekan biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi.
4. Biaya Yang Keluar dari Kegiatan Material
Handling
Biaya
yang keluar dari pelaksanaan kegiatan material handling terdiri atas, upah
untuk orang yang memindahkan bahan (material handller), biaya investasi dari
berbagai alat pemindahan bahan yang digunakan dan biaya-biaya yang tidak dapat
dipisahkan dan termasuk dalam biaya produksi untuk mengerjakan produk hasilnya.
Dari biaya material handling ada sebagian yang termasuk biaya langsung (direct
cost) dan sebagian biaya tidak langsung (indirect cost).
5. Prinsip Dasar Material Handling
Beberapa
prinsip dasar yang perlu mendapat perhatian di dalam perencanaan penanganan
material (material handling) adalah sebagai berikut :
1. Sistem penanganan material yang disusun
harus dapat memenuhi tujuan dan persyaratan dasar, serta mempertimbangkan
keinginan masa datang.
2. Sistem
kegiatan penanganan dan penyimpanan hendaknya merupakan suatu sistem operaasi
yang terintegrasi termasuk dalam penerimaan, inspeksi, penyimpanan, produksi,
perakitan, pengemasan, pergudangan, pengangkutan dan transportasi.
3. Peralatan
penanganan material dan prosedurnya agar didisain sedemikian rupa dengan
mempertimbangkan factor kemampuan manusia dan keterbatasannya, sehingga dapat
terjadi interaksi yang efektif dengan manusia yang menggunakan sistem.
4. Metode
dan peralatan penanganan material yang dipilih harus memberikan biaya per unit
angkut yang rendah.
5. Faktor
pemakaian energy dari sitem penanganan material dan prosedurnya harus
diikutsertakan dalam melakukan justifikasi ekonomi.
6. Penggunaan
ruangan harus dimanfaatkan seefektif mungkin.
7. Sedapat
mungkin memanfaatkan gaya berat untuk memindahkan material, dengan tetap
memperhatikan keterbatasan yang menyangkut factor keselamatan tenaga kerja,
kerusakan maupun kehilangan produk.
8. Untuk
dapat meningkatkan informasi pengendalian material, sedapat mungkin menggunakan
komputerisasi dalam sistem penanganan material dan penyimpanan.
9. Dalam
penanganan dan penyimpanan, arus data agar dapat diintegrasikan dengan arus
fisik material.
10. Urutan
operasi dan tata-letak peralatan harus efektif dan efisien.
11. Metode
dan peralatan penanganan material agar distandarisasikan sehingga terdapat
kesamaan dalam pelaksanaan dan acuan yang digunakan.
12. Peralatan
penanganan material jika mungkin dimekanisasikan untuk meningkatkan efisiensi.
13. Metode
dan peralatan penanganan material yang digunakan harus memiliki dampak minimal
terhadap lingkungan.
14. Metode
penanganan harus sesederhana mungkin, dengan mengeliminasi, mengurangi, atau
mengkombinasikan gerakan dan atau peralatan yang tidak perlu.
15. Metode
dan peralatan yang dipilih sedapat mungkin bias digunakan untuk berbagai tugas
dalam berbagai kondisi operasi.
16. Metode
dan peralatan penanganan material harus sesuai dengan peraturan keselamatan
yang berlaku.
17. Sistem
penanganan material harus mencakup rencana pemeliharaan dan jadwal perbaikan
untuk semua peralatan serta kebijaksanaan jangka panjang untuk penggantian
peralatan dan metode yang usang.
ga bisa di baca bro
BalasHapusreferensinya dari mana ya?
BalasHapus